Belajar Mandiri Sejak Dini: Serunya Anak TK B Keputih Ceria Jalani Tugas Harian
Bagaimana
caranya membuat anak usia dini berani mengerjakan sesuatu tanpa terus‐menerus disuapi? Di TK Keputih Ceria Surabaya, jawabannya
sederhana: beri tugas kecil secara terstruktur, tapi tetap menyenangkan.
Selama semester 1 tahun ajaran 2023/2024, guru-guru di kelompok B membuktikan
bahwa metode pemberian tugas—mulai dari mewarnai, kolase, hingga lembar
kerja—dapat mendorong kemandirian anak secara nyata. Inilah rangkuman praktik
terbaik yang bisa Anda contek di rumah ataupun di kelas.
Foto 1.
Ilustrasi Anak Menaruh sepatu di rak sepatu
1. Mulai dari Tema yang Dekat dengan Anak
Setiap
kegiatan dirancang berdasar Kurikulum 2013 PAUD. Guru memilih dua tema favorit,
“Idul Adha” dan “Indonesiaku”, karena sarat nilai kehidupan dan
budaya. Begitu tema dipilih, tujuan dibuat spesifik—misalnya: anak mampu
mengerjakan tugas mewarnai tanpa bantuan orang dewasa. Dengan tujuan yang
jelas, guru mudah menentukan aktivitas harian dan alat belajar.
2. Suasana Kelas yang Bikin Betah
Lingkungan
belajar ditata ramah anak: meja kursi warna-warni, sudut gambar yang terang,
dan musik pelan di latar belakang. Hasilnya? Anak merasa nyaman, penasaran, dan
siap menyelam dalam tugas apa pun. Guru Du’ah, salah satu pengajar, menyebut
rahasianya: “Begitu anak senang, tugas tak lagi terasa beban.”
3. Alat & Bahan = Magnet Antusiasme
Sebelum
kelas dimulai, guru sudah menyiapkan krayon jumbo, kertas kolase, lem
non-toksik, bahkan stiker lucu. Setiap alat diletakkan di kotak transparan agar
anak mudah melihat dan memilih sendiri. Ketika anak berhasil mengambil alat
tanpa bantuan, guru memberi tanda jempol—bentuk pujian sederhana yang
ampuh meningkatkan rasa percaya diri.
4. Pembagian Kelompok Dinamis
Anak
dibagi tiga kelompok—menempel bentuk, mewarnai gambar, dan mengerjakan lembar
kerja. Setiap 10–20 menit mereka bergiliran, sehingga semua mencoba tugas berbeda.
Strategi ini membuat kelas tetap hidup dan mencegah kebosanan. Di saat yang
sama, guru bisa memantau kemajuan kemandirian tiap anak secara lebih terarah.
5. Instruksi Singkat, Anak Bergerak!
Sebelum
tugas dimulai, guru mendemonstrasikan langkah kerja—cukup sekali, tanpa
berlarut-larut. Anak lalu diminta meniru secara mandiri. Jika ada yang
bertanya, guru menjawab dengan pertanyaan balik: “Menurutmu, apa langkah
berikutnya?” Teknik ini melatih problem solving sekaligus menegaskan bahwa
tugas adalah tanggung jawab anak.
6. Latihan Berulang = Kebiasaan
Setiap
hari kegiatan serupa diulang dengan variasi kecil. Misalnya, hari ini menempel
pola lingkaran, besok segitiga. Pengulangan terarah membuat anak makin cekatan:
mengambil alat sendiri, fokus lebih lama, dan membereskan meja begitu selesai.
Kebiasaan baik terbentuk karena konsistensi, bukan instruksi satu kali.
7. Refleksi & Penilaian yang Membesarkan Hati
Di
akhir sesi, guru mengajak anak bercakap: “Apa yang sudah kamu kerjakan? Apa
yang paling kamu suka?” Momen recalling ini membantu anak menyadari
proses belajar mereka. Guru lalu menandai perkembangan di lembar ceklis empat
tingkat—BB, MB, BSH, BSB—tanpa label “salah” atau “benar”. Anak pun termotivasi
karena penilaian fokus pada kemajuan, bukan kekurangan.
Hasil yang Terlihat
Selama
satu semester, grafik perkembangan menunjukkan lonjakan signifikan: sebagian
besar anak berpindah dari kategori Mulai Berkembang ke Berkembang
Sesuai Harapan dalam hal menyelesaikan tugas tanpa bantuan, disiplin waktu,
dan merapikan alat. Para guru menyimpulkan, metode pemberian tugas efektif
menumbuhkan kemandirian sekaligus rasa tanggung jawab—dua modal penting
sebelum anak melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya.
Inti
Pelajarannya? Tugas sederhana yang dibalut
suasana menyenangkan dapat menjadi “senjata” ampuh untuk melatih kemandirian
anak usia dini. Baik orang tua maupun pendidik bisa menerapkannya: pilih tema
dekat dengan dunia anak, sediakan alat menarik, beri instruksi singkat, lalu
biarkan mereka menaklukkan tugas dengan caranya sendiri. Jangan lupa tepuk
tangan setiap kali mereka berhasil—sebab pujian kecil sering kali menghasilkan
lompatan besar dalam kepercayaan diri.
Leave a Comment