Belajar dari Papua: Rahasia Guru PAUD Bangun Karakter Anak Lewat Budaya Lokal
Di tengah kemajuan teknologi dan arus budaya global, PAUD Alfa Moria Sentani Papua menunjukkan bahwa pendidikan karakter terbaik justru bisa dibangun dari akar budaya sendiri. Melalui integrasi kearifan lokal Papua ke dalam proses belajar mengajar, para guru di PAUD ini berhasil menanamkan nilai-nilai luhur kepada anak usia dini.
Foto 1. Ilustrasi Anak Belajar di
kelas
Tak sekadar menyampaikan materi pelajaran, guru-guru di PAUD Alfa Moria bertindak
sebagai fasilitator karakter, yang cerdas menghidupkan pembelajaran
melalui cerita rakyat,
permainan tradisional, dan simbol budaya seperti noken dan alat musik khas
Papua. Anak-anak tidak hanya belajar mengenal huruf dan angka,
tetapi juga belajar tentang kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat lewat
pengalaman yang bermakna.
Penelitian menunjukkan bahwa pendekatan ini
berdampak nyata. Anak-anak yang terlibat dalam kegiatan berbasis budaya lokal
menjadi lebih percaya diri, lebih aktif di kelas, dan menunjukkan peningkatan
dalam perilaku sosial. Mereka juga tumbuh dengan kebanggaan atas jati diri dan
budaya mereka sendiri—sebuah fondasi penting dalam membangun karakter yang
tangguh.
Tak kalah penting, keterlibatan orang tua
menjadi kunci sukses pendekatan ini. Dengan komunikasi yang baik antara guru
dan orang tua, nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah dapat diperkuat di rumah.
Anak-anak pun mendapatkan dukungan yang konsisten dalam membentuk karakter
mereka sehari-hari.
Kisah sukses PAUD Alfa Moria ini menjadi bukti
bahwa pendidikan karakter
tidak harus mahal atau rumit. Dengan memanfaatkan kekayaan
budaya lokal dan peran aktif guru, nilai-nilai positif dapat tertanam kuat
sejak dini. Model ini patut dicontoh oleh lembaga-lembaga pendidikan lainnya di
seluruh Indonesia.
Mari lestarikan budaya, bangun karakter anak bangsa dari hal yang paling dekat—kearifan lokal. Karena dari Papua, kita belajar: pendidikan yang membumi akan melahirkan generasi yang menjulang tinggi.
Kontributor : Muchamad Arif
Berdasarkan penelitian Resiana Bala dan Sugito Muzaqi

Leave a Comment